KONSEP DASAR MENGIRINGI I

A. PENDAHULUAN

Pujian Sebagai Persembahan

Kata pujian pertama kali muncul dalam Alkitab pada

Imamat 19:24 “ Tetapi pada tahun yang keempat haruslah segala buahnya menjadi persembahan kudus sebagai puji-pujian bagi TUHAN.”

Kata pujian yang terkandung dalam ayat ini merupakan bentuk awal dari konsep pujian manusia kepada ALLAH, yaitu dalam bentuk pemberian barang persembahan yang dikhususkan dengan makna sebuah pengakuan akan sesuatu yang baik atau kebesaran TUHAN.

Persembahan dalam bentuk barang merupakan ungkapan pujian kepada TUHAN. Didalam pujian terdapat makna penyembahan, yang merupakan hasil dari sebuah tindakan mempersembahkan.

Bentuk awal persembahan berupa barang/korban persembahan, kemudian berkembang tidak hanya sebatas barang seiring berkembangnya kebudayaan, bertambah bentuk dalam rupa syair / kata-kata, kemudian narasi tersebut yang diisi dengan lantunan/intonasi lalu berkembang menjadi bermelodi ( seiring ditemukannya melodi / musik ), yang akhirnya kita kenal saat ini dalam bentuk lagu. Dan pada zaman raja Daud, ibadah mulai menggunakan intrument tambahan lainnya sebagai pengiring.

Pujian yang terbaik dimulai dari Memberi Persembahan yang terbaik

Kata pujian tidak dapat dilepaskan dari kata penyembahan. Tidakan mempersembahkan sesuatu dimulai ditemukan di Alkitab pada kitab kejadian 4. Pada cerita Kain dan Habel. Dan disinilah awal mula sejarah kejahatan manusia yang bermula dari sikap hati yang salah dalam penyembahan.

Kain membunuh Habel bermuasal dari tidak diindahkannya persembahan kain oleh TUHAN, dan jika kita menyelidiki lebih mendalam, ada kalimat kunci yang membandingkan sikap hati kain dan habel didalam kej. 4:3; dimana “ Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah “ sedangkan Habel “ mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya”, ini

Penyembahan harus dimulai dari sikap hati untuk memberi yang terbaik dari yang terbaik yang dimiliki. Penyembahan itu dimulai dari sesuatu yang kita usahakan dan merupakan sebuah proses. ( kejadian 4:3. Setelah beberapa waktu lamanya,...... ). Untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik, sebuah proses dimulai dari mempersiapkan segala sesuatu yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Penyembahan harus dimulai dari mengusahakan yang terbaik untuk dipilih dan dihususkan hasil untuk diberikan kepada TUHAN. Dalam hal ini kita melihat Kain dan Habel melakukan sebuah usaha yang dimana pada akhir usaha. Hasilnya diberikan kepada TUHAN. Dalam implikasi kesehariaanya apa yang kita lakukan merupakans sebuah proses yang pada akhirnya akan membuahkan hasil dan apakah hasil yang kita buahkan ini merupakan hasil yang terbaik dari yang terbaik yang bisa dilakukan, sehingga kita dapat memberikan persembahan yang terbaik ?

Kej.4: 3-4 mengajarkan dua sikap hati dari sebuah proses pemberian kaian dan habel yang mirip tetapi tidak sama dan menghasilkan respon yang sangat bertolak belakang.
a. Kain mempersembahkan sebagian hasil tanah ,( disisakan untuk diberikan ) dalam konteks ini bukan dilihat hasil tanah yang tidak berkenan kepada TUHAN, tetapi pada konteks Tidak ada hasil yang dimiliki dipisahkan secara khusus bagi TUHAN sehingga mungkin saja apa yang dipersembahakan sembarangan dipilih.
b. Habel mempersembahakan anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; dalam konteks ini dilihat adanya usaha :
i. Memprioritaskan setiap hasil usaha pertama bagi TUHAN. Dan TUHAN adalah pusat prioritas yang menjadi tujuan dari sebaga poses untuk memberi yang terbaik bagi TUHAN. Hasil pertama diingat untuk memuliakan TUHAN.
ii. Hasil pertama pada umumnya merupakan hasil yang terbaik ( ingat buah srikaya merah 450gr ) dari sebuah proses.
iii. Habel memilih yang terbaik ( pemisahan untuk dikhususkan ) untuk diolah sehingga hanya menyisakan lemak-lemak, dalam hal ini kotoran /tulang belulang tidak diberikan kepada TUHAN, yang mungkin saja Kain tidak melakukannya ( maksudnya dalam keadaan kotor, hasil tanah tersebut diberikan kepada TUHAN ).

Sikap hati yang tidak tepat ini akan menghasilkan kekecewaan karena tidak dikenankanya persembahan kita oleh TUHAN. Dan dalam konteks pujian penyembahan persiapan merupakan faktor terpenting bagi para pemusik gereja. Dan apakah yang kita lakukan ini untuk TUHAN dan digerakan untuk memberikan yang terbaik bag TUHAN ?

TUHAN adalah pusat pujian

Ulangan 10 : 21 Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.

Ayat ini dengan jelas dan tegas mengatakan bahwa ALLAH adalah pokok pujian & penyembahan kita, tidak ada yang lainnya. Dengan demikian segala sesuatu yang kita lakukan, secara khusus dalam mempersiapkan pujian kepada TUHAN haruslah bertitik tolak kepada pemahaman bahwa ALLAH adalah fokus dimana kita berikan pujian untuk sesuatu yang telah IA perbuat kepada kita ( al. Anugerah umum, berkat jasmani, perlindungan, kesehatan dan Anugerah khusus, karya keselamatan ).

Fungsi & Peran Pujian/Musik dalam Ibadah Kristen.

Lagu pujian Kristen bukanlah sekedar karya musik yang dipersembahkan kepada TUHAN, tetapi lebih dari pada itu ia merupakan bentuk/wujud lain dari korban untuk persembahan layaknya domba pada masa perjanjian lama. Lagu Pujian merupakan “pengganti” korban ucapan syukur kepada ALLAH. Oleh sebab itu menjaga kekudusan hati dan diri sebelum memasuki ibadah dan menyembah TUHAN merupakan titik tolak utama yang menentukan kualitas ibadah kita.( Fungsi Penyembahan )
Lagu Pujian Kristen merupakan bentuk dari kesaksian dan pernyataan iman yang didasari oleh kebenaran FIRMAN TUHAN ( Doktrin/Pengajaran ). Fungsi Penginjilan )
Lagu Pujian Kristen merupakan ungkapan komunikasi antara manusia dengan ALLAH dan sebaliknya serta uangkapan Manusia dengan sesama, yang dilatar belakangi beragam tujuan yang didasari oleh kebenaran. ( Fungsi Relasi & Pelayanan )
Lagu Pujian Kristen merupakan pendahuluan yang menuntun dan ringkasan kotbah ( fungsi pengajaran )





B. Pelayan Musik adalah Pelayan Ibadah

Dalam mempelajari pelayanan ibadah Kristen kita tidak dapat lepas dari konsep kaum Israel dalam mengatur ibadahnya. Konsep ibadah Yahudi merupakan cikal bakal ibadah modern saat ini. Dari ke 12 suku Israel, hanya ada satu suku yang dipercayai dan diberi hak mengatur yakni suku Lewi.

Saat pemerintahan raja Daud ( seorang raja yang mengerti musik ) Peranan pemimpin pujian/koor dan pemain musik menjadi salah satu fokus penting ibadah disamping korban persembahan dan syukur. Dari kisah kepemimpinan raja Daud kita dapat mengambil konsep-konsep dasar yang dapat diterapkan dalam kita mengatur dan mempersiapkan Ibadah ke Kristenan.

Latar Belakang singkat Kaum Lewi

Alkitab mencatat para pemain musik merupakan bagian dari tugas utama kaum Lewi yang dikelompokan secara khusus.

Kaum Lewi adalah salah satu dari 12 suku Isreael, Anak ke 3 dari Yakub, dari istri pertamanya Lea. ( Kej 35:23 ). Peran lewi sebagai pelayan TUHAN dimulai dari usaha mereka membantu musa dalam menghadapi kaum Israel yang menyembah berhala, dan sejak saat itu musa menyuruh mereka membaktikan diri kepada TUHAN ( kejadian 32).

Kaum lewi dikhususkan melayani keperluan bait ALLAH, sehingga mereka tidak bekerja, tidak memiliki hak atas pembagian tanah Kanaan secara pribadi, seperti suku lainnya. Dan sebagai gantinya kaum Israel lainnya wajib mencukupi kebutuhannya, melalui persembahan perpuluhan ( Bil 18:24 ) Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel.

Untuk itu kaum Lewi hanya memfokuskan diri melayani TUHAN seumur hidupnya, dan apa yang dilakukannya hanya terfokus kepada melayani TUHAN. Sebuah panggilan dan tujuan hidup yang sangat Terfokus dan eksklusif .

Kaum Lewi memiliki tugas antara lain
Mengurus bait ALLAH
Menyanyi I Taw 9 :33, II Tawarikh 8:14
Bermain alat musik I Tawarikh 15
Mengangkat tabut I Taw 15: 22
Mengawasi Perbendaharaan rumah ALLAH I Tawarikh 26:20.
Menyelenggarakan ibadah didepan kaum imam II Tawarikh 8:14

Bernyanyi pujian yang diiringi bunyi musik.

Bernyanyi dengan iringan musik merupakan salah satu fokus utama dalam pembagian tugas kesehariannya. Bermain alat musik merupakan salah satu dari sekian banyak fungsi yang dijalankan oleh kaum Lewi.

Fungsi utama dari permainan musik difokuskan kepada mengiringi


C. Hal Penting yang harus dimiliki seorang Pemain Musik

Ada dua keahlian dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemain musik yaitu :


Pengetahuan yang lebih dari cukup akan kebenaran FIRMAN TUHAN

II Taw 30:22 Hizkia mengucapkan kata-kata pujian kepada semua orang Lewi yang menunjukkan akal budi yang baik dalam melayani TUHAN. …………………..

Kolose 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Didalam ayat ini, kata akal budi / hikmat dimaksudkan adalah memiliki pengetahuan yang baik dan benar akan ALLAH. Pengetahuan akan ALLAH yang benar dapat kita capai dengan beragam cara, tetapi yang terutama adalah melalui hubungan pribadi yang benar dihadapan TUHAN, selebihnya bacalah buku buku rohani, tafsiran Alkitab dan lain sebagainya.

Pengetahuan yang benar akan Firman TUHAN akan menjadi dasar yang sangat penting buat kita berbuah dalam pelayanan musik. Tanpa pengetahuan yang cukup, sulit bagi kita membedakan mana lagu yang baik dan tidak, atau yang sesuai dengan kebenaran Firman TUHAN dan tidak. Oleh sebab itu mari kita mendasari seluruh akifitas pelayanan kita dengan kebenaran Firman TUHAN.

Musik yang hanya terbatas bunyi bersifat netral, walaupun memiliki efek tertentu ( mis mencerdaskan, menyembuhkan dan kebalikannya). Tetapi musik yang memiliki syair untuk dinyanyikan menjadikannya tidak netral ( cth. YESUS sahabat sejati dan Ibu Pertiwi , lagu Doremi ). Musik dan Syair yang bergabung menjadi lagu akan menjadi kekuatan yang sangat dasyat yang mampu mengindoktrinasi manusia dialam bawah sadarnya bagi pengaruh yang positif maupun negatif. Oleh sebab itu Orang yang terlibat pelayanan Ibadah gereja, sesungguhnya adalah Benteng pertahanan pertama dari serangan penyesatan atau penghancuran gereja/orang Kristen. Seorang Pemusik gereja adalah filter awal yang menentukan apakah sebuah pengajaran diterima atau ditolak oleh gereja. Untuk itu pemusik gereja harus membekali diri dengan pengetahuan yang lebih dari sekedar cukup akan pengetahuan kebenaran Firman TUHAN, karena jauh lebih mudah dan efektif jika ingin menghancurkan gereja melalui media musik dan syair daripada kotbah di mimbar atau penghancuran fisik gereja ( selain penghancuran keluarga ).


Melalui kebenaran/pengetahuan yang lebih dari cukup mengenai FIRMAN TUHAN, akan menolong kita dalam :
a. Mengetahui dengan mudah maksud dan tujuan lagu diciptakan, apakah syair yang dikarang sudah sesuai dengan kebenaran FIRMAN TUHAN dan doktrin yang dianut oleh gereja ?
b. Membantu kita dalam menyusun syair lagu yang menolong jemaat dalam memahami kebenaran Firman TUHAN.

Dengan demikian ada pertanyaan dasar yang dapat kita tanyakan pada diri kita sebelum memainkan sebuah lagu :

a) Kepada siapakah lagu tersebut dituliskan ? ( ALLAH TRITUNGGAL, Manusia, tuhan/sesuatu kekuatan yang abrstak cth “you rise me up”)
b) Dituliskan dan bertujuan apa ? ( memuji TUHAN, industri, hiburan dll )
c) Apakah syair yang kita mainkan sudah sesuai dengan prinsip dan kebenaran FIRMAN TUHAN ?
d) Jika 3 hal tersebut kita sudah kenali, pertanyaan berikut adalah Kapan kita gunakan lagu tersebut ? Apakah jemaat merasa terinspirasi untuk lebih memuji TUHAN atau menghayati setiap syair dari lagu yang dinyanyikan, atau lagu yang dinyanyikan dapat mempersiapkan hati jemaat menerima kotbah FIRMAN TUHAN, dan bukan sekedar menghibur selayaknya pertunjukan musik ? “


Pelayan Musik adalah seorang yang ahli dan dibekali

I Taw 25: 7-8a “ Jumlah mereka bersama-sama saudara-saudara mereka yang telah dilatih bernyanyi untuk TUHAN—mereka sekalian adalah ahli seni—ada dua ratus delapan puluh delapan orang.Tua dan muda, guru dan murid,

Didalam ayat ini, jelas disebutkan bahwa yang bermain musik di dalam ibadah adalah mereka yang telah dilatih, artinya yang sudah bisa, bukan yang lagi belajar. Dan disana disebutkan seorang yang AHLI SENI/MUSIK. Seorang yang ahli adalah seorang yang mendalami secara khusus. Dalam batasan tertentu ayat ini kelihatan sangat eksterim artinya, kalau yang punya pengetahuan sedang sedang dan cenderung rendah, yach.. tidak boleh mengiringi. Lantas kalau demikian bagimana dengan gereja yang pemusiknya sangat minim dalam segala hal? Dalam kontek ini kita perlu bertindak bijak, artinya kita yang sebagian besar dari kaum awam, bahkan belajar musik sekedarnya tidak mungkin menyamakan diri kita dengan orang yang memang hidup matinya tiap hari latihan musik.

Yang terpenting didalam pelayanan pengiring ibadah adalah bagaimana kita bermain dengan apa yang terbaik yang kita miliki yang kita persembahkan untuk TUHAN, sehingga jemaat tidak terganggu oleh bunyi iringan kita, tetapi menolong jemaat untuk dapat bernyanyi dengan lebih baik. Dengan catatan adanya dorongan didalam diri kita untuk memberi yang terbaik dengan cara belajar untuk lebih baik.

Didalam dunia musik, keahlian itu ditentukan oleh ketekunan. Semakin tekun semakin Ahli, artinya belajar musik tidak hanya cukup otak dan bakat yang besar, tetapi juga ketekunan dan kedisiplinan dalam melatih diri. Dua hal tersebut secara tidak langsung akan membentuk karakter kepribadian dengan mentalitas dan motivasi yang kuat.

Tetapi didalam ketekunan dan kedisiplinan tersebut dibutuhkan juga pengisian pengetahuan sebagai dasar dan pijakan untuk kita mengembangkan diri.

“ Didalam dunia musik tiada orang didunia ini yang paling hebat. Jika ada satu orang paling lemah didunia ini, pasti ditengah-tengah kelemahannya, ada satu hal yang jauh lebih hebat dari satu orang paling hebat didunia ini kuasai, dan sebaliknya, sehebat-hebatnya orang yang paling hebat didunia ini pasti ada satu hal yang paling lemah yang ia tidak bisa kalahkan dari pada seorang yang paling lemah kuasai.” Yang ingin saya katakan, didalam dunia musik, tidak ada yang paling hebat dan paling lemah, yang ada adalah orang yang tidak mau berlatih dan belajar dengan orang yang rajin.


Untuk melengkapi diri secara professional terdapat minimum 5 hal dasar penting yang harus dikuasai oleh seorang pemain musik diluar pengetahuan akan FIRMAN TUHAN :
1. Keahlian Tehnikal : Penguasaan akan tehnik permainan, mis cara membunyikan instrument, scale, arrpeggio.
2. Keahlian Musikalitas : ekpression, tempo, Style, Accompaniment/Solo
3. Keahlian Intuisi musik : Chording, Blanded sound, kolaborasi
4. Membaca & Menulis notasi : Teori Musik, Harmoni, Komposisi,
5. Pengetahuan Umum Musik : Sejarah, Apresiasi dll

Konsep Dasar Mengiringi II

A. Pengaruh Musik terhadap diri manusia.

Musik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yang mempengaruhi dan hadir dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Karena sedemikian besarnya pengaruh musik didalam kehidupan kita, maka kita perlu memahami elemen dasar musik dan pengaruhnya kepada kehidupan manusia.

Musik gereja terbagi atas 4 elemen penting yang mempengaruhi jemaat secara pribadi yaitu ;

1. Syair adalah bagian terpenting didalam pujian penyembahan, karena syair yang baik merupakan intisari dan refleksi akan kebenaran FIRMAN TUHAN, yang jika dinyanyikan /didengar berulang akan tertanam didalam pikiran bawah sadar sama halnya seperti manghafal ayat Alkitab , yang secara tidak sadar akan menjadi sebuah kekuatan yang suatu saat akan muncul memberikan kekuatan kepada orang Kristen. ( mempengaruhi otak bawah sadar )

2. Melodi merupakan kombinasi nada yang tersusun secara sistematik yang membentuk rangkaian nada yang menggabungkan antara jarak nada ( pitch ) dan jarak waktu ( durasi ). Melodi akan menjadi ciri khas dari sebuah lagu yang akn tertanam didalam otak kita menjadi sebuah ingatan. Musik tanpa syair yang didengar berulang ulang akan memberikan pengaruh kepada kinerja otak.( mempengaruhi alam pikiran )

3. Harmony, adalah keselarasan dua nada/bunyi yang akan membentuk warna musik sebuah lagu. Harmonisasi musik akan mempengaruhi karakter lagu yang secara langsung akan mempengaruhi perasaan manusia ( mempengaruhi emosi )


4. Rhythm, adalah sebuah kombinasi nilai ketuk yang membentuk pola dimana pola tersebut jika dikombinasikan dengan rangkaian melodi akan membentuk lagu. Pola ryhthm akan memberikan stimulus langsung kepada fisik manusia, yang merangsang gerak tubuh. ( mempengaruhi fisik )


Dengan keempat elemen musik diatas, maka musik didalam ibadah memengang peranan yang sangat penting, yang akan mempengaruhi keseluruhan suasana ibadah. Musik mempengaruhi secara totalitas keberadaan jemaat secara personal dan komunitas. Oleh sebab itu musik merupakan salah satu pilar ibadah yang harus dibangun dengan kokoh untuk menghasilkan ibadah yang berkualitas. Musik dan lagu yang dinyanyikan merupakan pujian yang ditujukan kepada ALLAH, tetapi juga kepada diri sendiri dan sesama.



B. Hal yang harus diperhatikan dalam mengiringi :


Sebelum mulai mengiringi, secara Teknis Musik kita dapat mulai dengan pertanyaan Apakah Saya sudah memainkan pada..........................
a) Nada dasar yang benar , sehingga jemaat tidak bernyanyi ketinggian atau kerendahan ? ( Tehnik menentukan tangga Nada )
b) Tempo lagu yang kita mainkan sudah tepat, tidak berkejaran saat jemaat bernyanyi? ( Tehnik menentukan Tempo pada lagu Hymn )
c) Chord yang sesuai dengan karakter lagu ? ( akan dibahas pada sesi harmoni )
d) Gaya Permainan / Stlye sudah sesuai karakter lagu dan dapat diterima oleh jemaat ?
e) Ekspresi / penjiwaan yang benar dengan pemenggalan melodi yang sesuai dengan kalimat pada lagu
f) Dan jika saya bermain dengan tim apakah Harmonisasi dan komposisi suara sudah terbagi dengan seimbang.


Mengingat peran yang sangat penting dalam ibadah, sebagai pemusik kita harus mampu bekerjasama dengan Tim ibadah lainnya ( Liturgist, Singer, Soundman, dll ). Terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan seorang pemusik dalam mempersiapkan diri melayani ibadah :

1. Pemilihan Lagu :
a. Jenis/Tema Ibadah
i. Ibadah Minggu, Natal, dll
ii. Ibadah Syukur
iii. Ibadah Liturgikal, persekutuan , formal/nonformal
b. Susunan Lagu yang harus selaras tema ibadah.
i. Kelahiran Kristus
ii. Penyaliban
iii. Kasih dlll
c. Penempatan lagu pada susunan ibadah
2. Pengolahan Lagu ( Cara menyanyikan )
a. intro, bait, reff, interlude, dan kombinasinya
b. variasi yang dimungkinkan
i. overtune
ii. Perubahan Tempo
iii. Acapella dan full musik
iv. Perubahan time signature
c. Instrument yang digunakan ( Aransemen / Komposisi )
i. Solo
ii. Duet
iii. Band
iv. Group

3. Faktor Non Lagu
a. Kebudayaan Gereja
i. Liturgikal / Non
ii. Hymne v.s Kontemporer
b. Komposisi Jemaat
i. Tua Muda
ii. Moderat, Konservative
c. Sound system & tata suara

Prinsip Berpacaran

Kejadian 2 : 8 s.d 25

Pacaran adalah langkah ke 4 dari langkah kita menuju pernikahan ( perkenalan, persahabatan, teman dekat, pacaran, tunangan, dan pernikahan ). Prinsip utama dari berpacaran adalah mempersiapkan kita ke jenjang pernikahan.

Dalam prinsip pernikahan Kristen yang sehat, pria sebagai kepala keluarga dan wanita adalah penolong yang disediakan ALLAH bagi pria untuk mencapai maksud dan tujuan ALLAH bagi kehidupan keluarga. Pernikahan adalah sebuah proses penyatuan Pria dengan seorang wanita untuk bersama mencapai tujuan yang ditetapkan TUHAN kepada keluarga secara unik dan pribadi.

Di Kejadian 2:8-25 dengan jelas kita dapat mempelajari sebuah konsep mengenai prinsip pacaran dan pernikahan, yang pertama kali diadakan oleh TUHAN. Ada 2 prinsip yang harus dilakukan sebelum kita berpacaran yaitu :

Prinsip yang pertama terdapat pada ayat yang ke 8-15

“ Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu........ TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”

Visi/Tujuan akhir manusia diciptakan adalah untuk memuliakan ALLAH, dan untuk mencapai maksud tersebut setiap orang didalam hidupnya memiliki panggilan khusus yang ditempatkan TUHAN dalam kehidupan manusia secara pribadi. Inilah yang disebut dengan mandat pribadi. Mandat pribadi adalah aplikasi/misi/penerapan dari tujuan manusia diciptakan, yang diaplikasikan dalam bentuk pekerjaan secara pribadi dalam keseharian yang mengisi dan membuat manusia hidup pernuh arti dan berguna.

Menemukan mandat pribadi sama dengan menemukan tujuan hidup dan arah hidup. Dengan mandat pribadi kita tahu harus kemana dan bagaimana mempersiapkannya. Dan kitapun tahu siapa yang kita butuhkan untuk menolong kita mencapai mandat tersebut. Mandat pribadi kaum prialah yang menuntun kehidupan arah keluarga, dan ditangan wanitalah pria ditopang dan ditolong untuk melaksanakan mandat yang dimaksudkan.

Pada proses awal kehidupan manusia, ALLAH tidak membicarakan mengenai pasangan hidup kepada Manusia ( Laki2 ), tetapi ALLAH membicarakan masalah penempatan dan pekerjaan. Ini merupakan prinsip yang sangat penting bagi seorang Pria. Sebelum seorang pria memutuskan terlibat hubungan pacaran dengan seorang wanita, maka sebaiknya pria mempunyai pekerjaan yang mampu dia kerjakan untuk minimal membiayai kehidupannya secara pribadi.

Ini adalah prinsip utama yang pertama, yaitu mengetahui apakah panggilan hidupmu ( cita-cita ) dan bagaimana kita mencapainya ( belajar dan pengalaman ). Ingat sebuah pepatah, dibalik pria yang sukses selalu ada seorang istri yang kuat mendukungnya dan hal yang sama berlaku seorang istri yang kuat pasti akan menjadikan suami seorang yang sukses dalam kehidupannya ( bacalah amsal 31 ).

Jadi yang pria harus tau, siapa wanita yang dapat mendukung kehidupannya agar berhasil dan yang wanita perlu tau siapa pria yang harus didukung agar kehidupannya berhasil. Inilah Kriteria pertama dalam mencari pasangan.


Prinsip yang ke dua, ayat 18, 19 & 20

TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." 19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." 24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.


Dalam ayat ini jelas terlihat bahwa, setelah ALLAH menempatkan dan memberi pekerjaan, ALLAH melihat manusia tidak baik jika seorang diri, manusia perlu pasangan untuk menolongnya, dan TUHAN menyediakan bagi manusia seorang yang mampu menolongnya. Hawa ada karena dibangun, bukan diciptakan seperti adam dari debu dan tanah. Hawa dibangun dari “material” yang terdapat dari tubuh Adam. Oleh sebab itu Hawa menjadi ciptaan yang spesial. Sebuah “bangunan” yang mampu menopang dan menolong suami.

Inilah konsep dasar penting kedua dalam berpacaran, yaitu sang pria harus tau tujuan hidupnya dan mengerjakannya, serta mengetahui bahwa dirinya membutuhkan seorang wanita yang sepadan yang menjadi penolong dalam ia mengerjakan mandat dari ALLAH.

Pada kasus Adam, TUHAN dengan jelas menyediakan bagi Adam, dan memang pada saa itu Adam tidak ada pilihan, dan pasti yang dipilihkan TUHAN itulah yang terbaik bagi Adam. Bagaimana dengan kita saat ini?

Ditengah banyaknya pilihan yang ada saat ini, memang sulit mencari siapa pasangan kita yang benar2 dari TUHAN. Konsep2 dunia telah mempengaruhi konsep anak muda saat ini, sehingga prinsip Alkitab tidak lagi menjadi patokan yang utama. Pada saat kini, terdapat kebebasan dalam memilih pasangan yang kita sukai, tetapi yang terutama adalah 2 hal diatas menjadi dasar pijakan dan pegangan. Sebagai pria harus tau dengan jelas Arah hidup dan pekerjaannya dan wanita harus tau dengan jelas siapa pria yang harus ditolongnya.

Didalam memilih pasangan hidup ada beberapa tips untuk ini yaitu :
1. Pasangan haruslah Anak TUHAN yang sungguh percaya dan hidup dalam standard nilai iman Kristen yang sungguhan. Dari hal ini kita dapat mengetahui apakah dia dari TUHAN atau bukan, dengan jalan jika berteman/berpacaran dengan dia apakah semakin dekat atau jauh dari TUHAN? Ini adalah prinsip, jangan dibalik, nanti kalau saya dapatin dia pasti deh saya/dia lebih dekat TUHAN. Jadi lebih dekat TUHAN dulu baru pacaran.
2. Memilih itu bukan mencari apa yang cocok tetapi apa yang sepadan. Cocok itu lebih bermuatan kesamaan tetapi sepadan bermuatan keselarasan yang membuat sesuatu lebih indah.
3. Memilih dilakukan bukan dalam proses ikatan dan sebaiknya memilih dahulu baru seleksi, dan ini akan menghindari putus sambung atau gonta/i pacar/pasangan yang sangat berpengaruh buruk waktu kita menikah kelak., seperti hal undo dalam komputer.
4. Kesepadanan dalam hal:
a. Rohani ( 10 pilar rohani )
b. Karacter ( Kol, Sang, Pleg, melakol ) = Prilaku
c. Kesetaraan Pendidikan
d. Pemikiran/Filosofi hdpnya apa?
e. Lt. Blkng Keluarga ( budaya )
f. Kemandirian Financial
g. Fisik & Ketertarikan seksual

Tempo Lagu Lagu hymne


Penentuan tempo merupakan salah satu faktor penting dalam mengiringi. Tempo merupakan konsistensi / kerataan jarak waktu antar satu ketukan ke ketukan berikutnya yang menjadi standard pembagian durasi dari nilai note.
Untuk lagu-lagu yang telah dilengkapi dengan panduan tempo baik dalam bentuk kata ( allegro / lento ) maupun tanda metronome ( M.M=86 ), akan sangat mudah bagi kita memainkan lagu sesuai anjuran dari penulisnya, yang biasanya para pencipta lagu mengingini kecepatan lagu tersebut dinyanyikan.
Akan menjadi sebuah kesulitan bagi para pemain musik jika tanda tempo tidak dimasukan. Hal ini banyak ditemukan dibuku-buku nyanyian Hymne. Untuk itu seorang pemusik perlu memiliki kemampuan menganalisa dan menentukan tempo yang tepat, secara khusus jika dinyanyikan secara bersama-sama oleh jemaat ( congressional ).
TIPS TEMPO
Dibawah ini adalah beberapa TIPS yang dapat digunakan dalam menentukan tempo yang tepat.
1. Perhatikan tanda Time Signature ( TS). Walaupun tanda ini bukan merupakan penentu tempo, tetapi memberikan indikasi awal yang secara umum dipakai oleh pemusik dalam menuliskan lagunya. TS menentukan berapa jumlah ketukan rhythm dan letak aksen. TS terbagi atas simple (yang membagi ketukan menjadi dua bagian ) dan compound ( tiga bagian ).
Untuk lagu hymn klasik dengan TS simple time 4/4, 2/4, 3/4 kebanyakan dimainkan dalam tempo yang M.M= 80 -120, sedangkan untuk coumpound 6/8, 9/8, 12/8 walaupun tempo yang dipergunakan sama dengan simple tetapi terasa sedikt lebih cepat karena adanya pembagian setiap ketukan menjadi 3.
Sedangkan lagu hymn kontemporer bergantung kepada pada gaya musik yang dimainkan. Secara umum worship/penyembahan kebanyakan dalam tempo lambat ( M.M = 60 - 86 ) dan menggunakan irama 8 beat atau ballad/slowrock, sedangkan prise/pujian dalam tempo yang cenderung cepat ( M.M = 96< ), misalkan rock M.M 120 – 150 an, Swing/Jazz m.m 120- 180an. 2. Perhatikan isi teks lagu, apakah bernuansa senang, sedih, penerungan, pembangkit semangat. Isi teks mempengaruhi mood/suasana lagu yang berpengaruh kepada tempo, dimana tempo lambat biasanya untuk perenungan/ pengakuan dosa/doa, sedangkan tempo cepat untuk pujian, pengagungan, membangun keakrabab, icebreaker. 3. Bacalah teks lagu dengan sesama, apakah sulir untuk dilafalkan, terutama lagu terjemahaan yang sering teksnya tidak sesuai dengan melodinya. Untuk lagu yang teksnya sulit dilafalkan sebaikanya tidak menggunakan tempo yang terlalu cepat, sehingga makna syairnya menjadi tidak jelas. 4. Perhatikan konteks ibadah tujuan dan penempatan lagu dinyanyikan dan siapakah audiencenya. Konteks ibadah mempengaruhi kita dalam menentukan tempo lagu. Lagu dengan tempo cepat cocok / banyak digunakan untuk lagu respon Pengutusan dan Pujian Pembukaan, atau lagu-lagu penggugah semangat. Sedangkan lagu yang bertempo lambat banyak digunakan saat perenungan / pengakuan dosa/doa /respon Firman TUHAN. 5. Perhatikan melodi lagu, apakah sulit untuk dinyanyikan ? Semakin sulit lagu dinyanyikan maka dianjurkan tidak menggunakan tempo yang terlalu cepat, sehingga menyulitkan jemaat bernyanyi dengan melodi yang benar. Dibawah ini beberapa tempo yang disarankan untuk lagu hymne ( per crotchet )
1. Suci, Suci, Suci ( KPPK 60, Holy, Holy, Holy ) = 96
2. Besarlah ALLAH ku ( KPPK14, How Great Thou Art ) = 88
3. Yesus Sahabat Sejati ( KPPK 150, What a friend we have in Jesus ) = 76
4. Ku Berserah pada YESUS ( KPPK 59, I Surrender All ) = 76
5. Nobatkanlah Raja ( KPPK 10 ,Crown Him w/ Many Crowns )= 112
6. Terpujilah Nama TUHAN ( KPPK 11, Blessed be the Name ) = 120
7. ALLAH BAPA hadir ( KPPK 13, GOD is in HIS temple ) = 80 ( per half note / 2/2 )
8. Kupuji Mu, TUHAN ( KPPK, 15 , Be Exalted, O Lord ) = 72
9. Mulia Bagi Nama-NYA ( KPPK 18, Glorius is THY Name ) = 120
10. Sukacita Kusembahkan ( KPPK 22, Joyful, we adore THEE ) = 120
12. Mulia Bagi ALLAH ( KPPK 26, To GOD be The Glory ) = 126
13. Kasih ALLAH ( KPPK 27, The Love GOD ) = 92
14. Mulia ( KPPK 28, Majesty ) = 88
15. Kubernyanyi Puji YESUS ( KPPK 45, Why do I Sing ) = 126
16. Maha kasih yang Ilahi ( KPPK 61, Love Devine... ) = 112
17. Inilah Dunia BAPA ( Kppk 64, This is MY FATHER's World ) =92
18. Besar Setia MU ( KPPK 66, Great is THY Faitfulness )= 100
19. Di Hatiku ada kidung Indah ( KPPK 76, In My Heart There.... )=126
20. Puji YESUS ( KPPK 76, Praise HIM )= 80 ( per dotted crotchet )